Sekapur Sirih
Sejak awal ketika memulai langkah dalam membangun “kesadaran” untuk melakukan sesuatu, (baca : mewujudkan visi dan misi jaringan ini) terasa begitu kental realitas bahwa rasa kepercayaan diri kita tidak begitu mengembirakan untuk menyatakan bahwa kita akan mampu mewujudkan itu. Bergulat dalam jaringan ini ibarat merintis sebuah trail baru, dimana orang-orangnya, pernah melalui sebuah trail lain yang telah terpetakan dengan jelas alur dan juga fasilitas pendukung yang tersedia.
Oleh karenanya, tidaklah begitu mencenggangkan ketika dalam usianya yang ketujuh ini, JKTI masih belum begitu terasa gregetnya dalam dunia pergerakan jaringan ornop di Indonesia, terutama tentang sejauh mana pencapaian visi dan misi yang kita emban itu telah tercapai. Masih terus dibutuhkan upaya untuk membangun kesadaran bersama akan kemampuan kita untuk menyelesaikan rute baru ini dan pekerjaan terpenting lainnya adalah menepis realitas ketidakpercayaan diri atau lebih tepatnya adalah keragu-raguan itu.
Catatan tertulis ini sangat disadari tidak memadai untuk menampilkan potret utuh atas segala hal yang terjadi selama periode 1999 sampai 2005 ini. Oleh karenanya, dalam proses diskusi, refleksi dan evaluasi atasnya sangat perlu dilakukan dengan lebih mendalam dan terbuka agar kita dapat menangkap pembelajaran penting dalam proses dan kurun waktu yang cukup lama tersebut.
Akhirnya, mari kita simak secara bersama-sama catatan tertulis ini. Pesannya adalah galilah sedalam mungkin makna penting darinya sebab sesungguhnya banyak makna yang tersembunyi dari sesuatu yang hanya tampak dipermukaan. Dan juga kita dituntut untuk jujur untuk mengungkapkan setiap makna tersebut meskipun pahit adanya. Dengan segala kekurangannya, inilah rona JKTI yang bisa saya sajikan untuk kita semua.
Bogor, 11 Juli 2005
POTRET UMUM
PERIODE TAHUN 1999
JKTI lahir pada 9 Februari 1999 di PPLH Seloliman-Mojokerto–Jawa Timur.
18 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yakni : 1) PPLH Seloliman, 2) Yayasan Semesta Biru, 3) PPLH Bali, 4)Yayasan Evergreen Indonesia, 5) ELSPPAT, 6) Gugus Analisis,
7) INRIK, 8) PATASARLINGKARA, 9) Yayasan Dian Tama, 10) Yayasan Cakrawala Hijau, 11) WALDA, 12) Lembaga Riset Advokasi, 13) SANKARI, 14) Yayasan Citra Mandiri,
15) LPMA, 16) LPKMK, 17) YP2MD, 18) YBL Masta bersepakat untuk mendeklarasikan sebuah Jaringan Kerja Sama antar LSM dan Individu yang diberi nama “Jaringan Kearifan Tradisional Indonesia (JKTI). Pendeklarasian ini setelah melalui proses lokakarya “Konservasi Indigenous Knowledge” selama 2 hari yang dilaksanakan oleh Yayasan Semesta Biru dengan dukungan pendanaan oleh GEF-SGP.
Pada periode awal ini (1999-2001) disepakati struktur, bentuk dan personal yang mengelolah jaringan adalah sebagai berikut :
Steering Committee : Marcel Nganggur (Sankari-Ruteng), Muh.Arief (INRIK-Bandung), Ina Irawaty (Yaseru-Malang)
Eksekutif :
Koordinator Nasional : Rasdi Wangsa (Evergreen Indonesia–Palu)
Koordinator Pokja Kebijakan : Marcel Nganggur (SANKARI-Ruteng)
Koordinator Pokja Studi : Muh.Arief Ramadhan (INRIK-Bandung)
Koordinator Pokja Penguatan : Ahmad Arif (PPLH Seloliman-Mojokerto)
Koordinator Pokja Sosialisasi : Eko Winarto (Patasarlingkara-Malang).
Dan juga disepakati untuk menempatkan Sekretariat Nasional di Kota Palu-Sulawesi Tengah.
KEGIATAN
1. Pertemuan Konsolidasi Jaringan.
Dilaksanakan di PPLH Seloliman tanggal 30 Agustus s/d 1 September 1999. Peserta: Rasdi, Ina Irawati (Yaseru), Ahmad Arif (PPLH Seloliman), Raras (PPLH Bali), Novi (Yaseru) dan Pius Hamid (Sankari).
2. Membangun komunikasi internal.
Dilakukan melalui telephone, email sebanyak 21 surat, surat pos sebanyak 6 surat. Beberapa kali diskusi di milist kearifan tradisional.
3. Sosialisasi JKTI.
Dilakukan pada forum anggota II KpSHK di Palu Golden Hotel dengan menyebarkan profile JKTI sebanyak 50 eksemplar. Diskusi dengan Christa Nooy – Both Ends Belanda di kantor Evergreen.
4. Pindah kantor.
Dari kantor lama di Jalan Sungai Sausu no. 5, ke kantor baru : Jl. Samudera II no. 5 Palu Sulawesi Tengah, tanggal 1 Nopember 1999.
5. Membangun komunikasi dengan lembaga dana.
Melalui pengiriman proposal.
6. Pembuatan rencana program.
Pokja advokasi mengirimkan Draft Program Kerja oleh Ahmad Tambusai ke sekretariat nasional. Pembuatan rencana proram pokja sosialisasi yang dikirimkan oleh Eko Winarto (Koordinator Pokja Sosiolisasi).
Hambatan yang dihadapi pada periode ini antara lain adalah Pertama pada Proses dan dinamika konsolidasi serta komunikasi jaringan, terutama antara sesama eksekutif, sesama steering committee dan antar eksekutif, Steering Committee dan anggota tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Kedua, Sarana dan prasarana pendukung di Sekretariat Nasional, seperti; computer, telephone, fax, internet dan biaya operasional tidak tersedia. Sekretariat Nasional pada fase ini, menempati satu ruangan 4 x 5 meter di kantor Yayasan Evergreen Indonesia. Fasilitas yang dapat dipakai bersama dengan aktivis evergreen lainnya adalah computer 1 buah tanpa fasilitas internet (email) sampai bulan Mei 1999. Pada periode ini, komunikasi email didukung oleh fasilitas email Walhi Sulteng yang pada waktu itu kebetulan kantornya berdekatan dengan Evergreen Indonesia. Fasilitas telephone dapat dipakai seperlunya karena terkadang tidak dapat dipakai lagi ketika rekeningnya belum terbayar. Biaya operasional sekretariat nasional pada periode ini sepenuhnya didukung oleh Evergreen Indonesia.
Ketiga, Respon dan dukungan dari anggota jaringan relative masih rendah. Oleh karena, proses komunikasi dengan anggota tidak berjalan dengan baik maka kemudian hal ini berdampak pada lemahnya respon dan dukungan anggota terhadap apa yang coba digulirkan oleh sekretariat nasional.
Keempat, Posisi geografis tempat tinggal Steering Committee maupun Eksekutif berjauhan. Dalam hal ini kendala geografis menghambat proses komunikasi antar personal eksekutif maupun dengan steering committee. Dalam periode ini hanya sekali melakukan pertemuan tatap muka, yakni pada tanggal 30 Agustus – 1 September 1999 di PPLH Seloliman dan inipun hanya dihadiri oleh 4 anggota, 1 steering committee dan 1 orang Koordinator Pokja.
Kelima, Sebagai sebuah institusi baru, JKTI belum begitu dikenal di aras gerakan LSM di Indonesia. Dengan kondisi internal yang belum begitu baik dan ditambah lagi dengan posisi sebagai institusi baru maka upaya JKTI untuk mencoba menggalang dukungan pendanaan dari lembaga dana tidak dapat tercapai dengan maksimal.
PERIODE TAHUN 2000
KEGIATAN
1. Komunikasi untuk negosiasi proposal
Semiloka Nasional TRIPs WTO dengan GEF/SGP dan Yayasan KEHATI melalui telephone, fax dan email serta berkunjung langsung ke kantor Yayasan Kehati Jakarta.
2. Rapat Persiapan Forum Tahunan Nasional
Dilaksanakan di kantor Dian Tama, tanggal 11 Maret 2000. Peserta : Rasdi, Donatus Rantan, Lorens dan Erni.
3. Forum Tahunan Nasional (FTN) 2000
Dilaksanakan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Arang Terpadu (PPTAT) Toho, Kalimantan Barat. Host Management : Yayasan Dian Tama. Peserta : Ikhsan Mentong (Koorwil JKTI Sulawesi), Herinimus Gesing (Koorwil JKTI Nusa Tenggara), Gusti Sarifin (Yayasan Mitra Utama), Rudy Redhani (Koorwil JKTI Kalsel), Ina Irawati (Koorwil JKTI Jatim/Bali), Arifin Alapan(YSSN), Johanes (YSDK), Adrianus Amit (YKBP), Eranus (Pelestari), Donatus Rantan (Dian Tama), Irawan (Dian Tama), Erni (Dian Tama), Noriko (Dian Tama), Lorens (Koorwil JKTI Kalbar), Supia Kusmina (DianTama), Melano (Dian Tama). Hasil Penting pada pertemuan ini adalah adanya perubahan struktur jaringan dimana; komponen Steering Committee dan Kelompok Kerja (Pokja) dihilangkan dan ditambahkan struktur Sekretariat Wilayah.
4. Rapat Persiapan Semiloka Nasional TRIPs WTO
Dilaksanakan di kantor ELSPPAT, tanggal 1 September 2000.
5. Semiloka Nasional “Dampak TRIPs WTO terhadap Pelestarian Keaneka ragaman
Hayati dan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
Dilaksanakan pada tanggal 16-19 Oktober 2000 di Hotel Insan Krida, Parung, Bogor. Host Management : ELSPPAT.
6. Rapat Kerja Nasional
Dilaksanakan di kantor ELSPPAT Bogor, tanggal 20 Oktober 2000. Hasil rapat kerja ini berupa Perencanaan Strategis untuk Program JKTI.
PERIODE TAHUN 2001
KEGIATAN INISIATIF :
1. Diskusi Informal
Dilaksanakan di kantor Sankari Ruteng, tanggal 22 April 2001. Peserta : Rasdi, Heri, Marcel.
2. Pertemuan JKTI Wilayah Nusa Tenggara
Dilaksanakan di kantor Sankari, tanggal 23 April 2001. Peserta : Heri, Marcel, Gusti, Beni dan Rasdi.
3. Diskusi Informal
Dilaksanakan di kantor YCHI Banjarbaru, tanggal 29 April 2001. Peserta : Rasdi dan Rudy.
4. Forum Tahunan Nasional (FTN) 2001
Dilaksanakan di Ngapa Vatutela, Palu, Sulawesi Tengah tanggal 16-19 Mei 2001. Host Management : Yayasan Jambata. Peserta : Jambata, Evergreen Indonesia, Remappala, Katopasa, Tadulakota, Sahabat Morowali, Cakrawala Hijau, Dian Tama, YBL Masta.
5. Pemindahan Sekretariat Nasional
Sesuai dengan mandat FTN 2001 maka Sekretariat Nasional dipindahkan dari Palu ke Bogor, tepatnya menempati ruang Lantai II di kantor ELSPPAT Bogor, terhitung pada 1 Juni 2001.
6. Penerbitan Buku
Kearifan Tradisional dalam Belenggu TRIPs WTO”, Juli – Desember 2001. Buku ini merupakan kompilasi dari hasil Semiloka TRIPs WTO yang dilaksanakan pada tahun 2000. Proses editing dilakukan oleh Waspo (ELSPPAT).
7. Seri Semiloka TRIPs WTO
Thema “Otonomi Daerah dan Pembangunan Berkelanjutan” dilaksanakan di 7 Kota; Palu, Padang, Malang, Ruteng, Temanggung, Banjarbaru dan Pontianak. Dilaksanakan dari April – Juni 2001. Host management : Yayasan Jambata.
8. Rapat Kerja JKTI Jatim Bali
Dilaksanakan di Kantor YASERU Malang, tanggal 27 Agustus 2001. Peserta : Ina Irawati (Koorwil), Gusmang (PPLH Bali), Rasdi (Koornas), Arief ER (PPLH Seloliman), Yosep Sismanto (YP2MD), Eko Winarto (Patasarlingkara), Fritz dan Ahmad Arif.
KEGIATAN PARTISIPASI :
1. Peserta Forum KEHATI 2001
Dilaksanakan di Hotel Santika Jakarta tanggal 10 - 12 Juli 2001.
2. Moderator Dialog Masyarakat
Dilaksanakan di Vatutela dengan Pemda Kota Palu di Vatutela dilaksanakan oleh Yayasan Merah Putih tanggal 30 Mei 2001.
3. Peserta Semiloka Interaktif '93
Thema “Pengelolaan Sumber Daya Alam dalam era Otonomi Daerah “ di Kampus Universitas Tadulako Palu tanggal 19 - 20 Juni 2001.
4. Mengikuti pertemuan Kasus Dongi-Dongi
Dilaksanakan di Kantor Yayasan Katopasa Palu tanggal 23 Juni 2001
5. Peserta Semiloka
Thema “Posisi Indonesia menghadapi Konferensi Tingkat Menteri IV WTO” dilaksanakan di Hotel Wisata Jakarta tanggal 17-19 Juli 2001
6. Menghadiri pertemuan Koalisi Ornop Pemantau WTO (KOP WTO)
Dilaksanakan di Kantor INFID Jakarta, tanggal 16 Oktober 2001
7. Narasumber pada Konferensi Pers KOP WTO
Dilaksanakan di Kantor INFID Jakarta, tanggal 19 Juli 2001
8. Mengikuti Presentase Hasil Penelitian
Narasumber Claudia D Andrea di Kantor Yayasan Tanah Merdeka, tanggal 1 Juni 2001
9. Menghadiri Presentase Proyek Integrated Conservacy Development Project
Dilaksanakan di Kantor Care Palu, tanggal 2 Juni 2001
10. Mengikuti Hearing dengan Sub Komisi V DPR RI
Dilaksanakan di Gedung DPR/MPR Jakarta, tanggal 29 September 2001
11. Mengikuti pertemuan KOP WTO
Dilaksanakan di kantor INFID Jakarta, tanggal 13 September 2001
12. Menghadiri pertemuan KOP WTO
Dilaksanakan di kantor INFID Jakarta, tanggal 21 September 2001
13. Peserta diskusi Hari Pangan
Dilaksanakan di Sekretariat FSPI Jakarta, tanggal 18 Oktober 2001
14. Narasumber Konferensi Pers KOP WTO
Dilaksanakan di kantor INFID Jakarta, tanggal 5 Nopember 2001
15. Menghadiri Internal Meeting KOP WTO,
Dilaksanakan tanggal 9 Nopember 2001
16. Terlibat dalam Aksi Kemah KOP WTO
Dilaksanakan di kantor DEPERINDAG Jakarta tanggal 9 – 12 Nopember 2001
17. Peserta Lokakarya Globalisasi
Dilaksanakan di Tawamanggu-Jawa Tengah, tanggal 23-25 Nopember 2001
18. Mengikuti dialog dengan Memperindag
Dilaksanakan di Kantor Deperindag Jakarta, tanggal 30 Nopember 2001
PERIODE TAHUN 2002
KEGIATAN INISIATIF:
1. Diskusi Informal
Dilaksanakan di PPLH Seloliman, tanggal 8 Januari 2002. Peserta : Rasdi, Arief E. Rahmanto dan Anton
3. Diskusi Informal
Dilaksanakan di Hotel Ambhara Jakarta, tanggal 15 Januari 2002. Peserta : Rasdi, Waspo, Ahmad Tambusai dan Ina Irawati.
4. Lokakarya NTFP Kalimantan Barat
Dilaksanakan di Toho tanggal 17-19 Februari 2002. Diinisiasi dan dilaksanakan oleh JKTI Kalimantan Barat.
5. Mengkomunikasi proposal ke lembaga dana
Proposal ditujukan kepada: USAID, Yayasan KEHATI dan Yayasan KEMALA.
6. Rapat Kerja JKTI Sulawesi
Dilaksanakan di kantor Jambata Palu, tanggal 11 Maret 2001. Peserta : Jambata, Remappala, Katopasa, Merah Putih dan Evergreen Indonesia.
7. Rapat Kerja Nasional 2002
Dilaksanakan di PPLH Seloliman tanggal 27-29 April 2002. Peserta : Rudy (YCHI), Faisal Kairupan (Padi), Lorens (Dian Tama), Yosep (PRCFI), Ikhsan Mentong (Koorwil JKTI Sulawesi), Nur Salam (Sekretaris Koorwil JKTI Sulawesi), Ina Irawati (Koorwil JKTI Jatim-Bali), Arief E. Rahmanto (PPLH Seloliman), Ahmad Arif (Yaseru), Alfia (LEM21), Sahara (LEM21), Juni Lethek (Hamim), Salamun (PPLH Seloliman), Novita (PPLH Seloliman), Ananto (JKTI Jateng/DIY), Marcel Nganggur (JKTI Nusa Tenggara), Rasdi Wangsa (Sekretariat Nasional).
8. Diskusi Informal
Persiapan Pameran IPF di Bali., tanggal 1 Mei 2002 di Kantor PPLH Bali. Peserta : Catur, Gusmang, Rudy, Salam, Rasdi.
9. Diskusi Informal
Dilakukan dengan Wayan Dirgayusa (GEF-SGP) di Kantor GEF SGP Jakarta, tanggal 16 Mei 2002 terkait usulan program JKTI.
10. Persiapan Pameran IPF Bali,
Dilaksanakan pada tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 2002 di Denpasar.
11. Pameran IPF Bali
Dilaksanakan pada tanggal 2-5 Juni 2002 di Taman Pantai Nusa Dua, Denpasar, Bali.
12. Pertemuan JKTI
Dilaksanakan di Taman Pantai Nusa Dua Bali, tanggal 5 Juni 2002. Peserta : Rasdi, Ina, Rudy, Hegar, Amran, Tamjid.
13. Hearing dengan Asisten Deputi Bidang Pendaya gunaan HaKI Kantor Menteri Riset dan Teknologi
Dilaksanakan di gedung BPPT Jakarta, tanggal 17 Oktober 2002 terkait surat protes JKTI atas SKB tentang Perlindungan HaKI Tradisional.
14. Pertemuan JKTI Sulawesi
Dilaksanakan di kantor Evergreen Indonesia tanggal 18 Desember 2002.
15. Pertemuan JKTI Kalimantan Selatan
Dilaksanakan di kantor LPMA, tanggal 28 Desember 2002. Peserta : Rudy Redhani, Rahmi, Rasdi.
KEGIATAN PARTISIPASI:
1. Peserta Seminar Hasil Konferensi Tingkat Menteri IV Doha
Dilaksanakan di Hotel Ambhara Jakarta, 15 Januari 2002.
2. Peserta Pra Workshop Pembentukan Lembaga Sertifikasi Pertanian Organik Indonesia
Dilaksanakan di PPLH Seloliman, tanggal 25 - 27 Pebruari 2002.
3. Menghadiri Rapat Kerja Wilayah JKTI Sulawesi.
Dilaksanakan di Kantor Jambata Palu, tanggal 11 Maret 2002
4. Rapat KOP WTO
Dilaksanakan di kantor INFID Jakarta, 9 April 2002
5. Rapat DPA BIOCert.
Dilaksanakan di PPLH Seloliman, 25 April 2002.
6. Rapat KOP WTO
Dilaksanakan di kantor Bina Desa Jakarta, tanggal 17 Mei 2002
7. Rapat Kelompok Kerja Fair Trade
Dilaksanakan di Jogyakarta 25 Juni 2002
8. Munas KOP WTO
Dilaksanakan di Wisma Abdi Cipayung, Bogor, tanggal 12 Juli 2002
9. CGIAR Workshop
Dilaksanakan di kantor Latin tanggal 17 Juli 2002.
10. Diskusi Terbatas WATSAL
Dilaksanakan di Kantor FAO Indonesia Jakarta, tanggal 18 Juli 2002.
11. Seminar Nasional “ Restrukturasi Sumber Daya Air di Indonesia”
Dilaksanakan di Aula Universitas Atma Jaya Jakarta tanggal 19 Juli 2002.
12. Rapat DPA BIOCert
Dilaksanakan di Vila Merak Cisarua, Bogor tanggal 19 - 20 Juli 2002
13. Diskusi Terbatas, “ Prespektif Ekonomi Politik dalam Industri HaKI”.
Narasumber : Ignatius Haryanto, dilaksanakan di kantor IGJ Jakarta tanggal 26 Juli 2002.
14. Peserta Seminar “ Tanaman Transgenik dan Masa Depan Pertanian Organik”
Dilaksanakan oleh JAKER PO Jabar DKI di Hotel Yeheskiel Bandung, tanggal 27 Agustus 2002.
15. Peserta Simposium Nasional III HaKI Tradisional
Dilaksanakan oleh kantor Ristek dan Pemda Riau dilaksanakan di Hotel Sahid Pekanbaru, tanggal 31 Oktober 2002.
16. Rapat Kerja DPA BIOCert
Dilaksanakan di Medan, tanggal 2 - 3 Nopember 2002
PERIODE TAHUN 2003
KEGIATAN INISIATIF:
1. Informal Meeting
Di Kantor Jambata Palu, tanggal 24 Februari 2003.
2. JKTI Sulawesi Meeting
Palu, 27 Februari 2003
3. Remappala Meeting
Palu, 28 Februari 2003.
4. Informal Meeting JKTI Kalbar
Di kantor PRCFI, tanggal 16 April 2003
5. Informal Meeting dengan Ikhsan Malik (Baku Bae Maluku).
Dilaksanakan di kantor Baku Bae Maluku Jakarta, tanggal 30 Juni 2003 terkait rencana program resolusi konflik berbasis kearifan tradisional.
6. Informal Meeting, di Bogor tanggal 9 Juni 2003
Peserta: Rudy, Waspo dan Rasdi.
7. Informal Meeting di Institute for Global Justice Jakarta
Tanggal 11 Juni 2003.
8. Informal Meeting dengan Noviansyah-CRS.
Dilaksanakan di kantor CRS Jakarta, tanggal 24 Juni 2003
9. Informal Meeting di kantor Jatam Jakarta.
Dilaksanakan tanggal 27 Juni 2003.
10. Forum Anggota Wilayah JKTI Jatim Bali di kantor YASERU.
Dilaksanakan tanggal 9 Juli 2003
11. Rapat Kerja Nasional, Bogor, 23-24 Oktober 2003.
Peserta :
Rudy Redhani (Koorwil JKTI Kalsel), Supia Kusmina (Proxy Koorwil JKTI Kalbar), Anton Waspo (Koorwil JKTI DKI/JABAR), Rasdi Wangsa (Koordinator Nasional). Tempat : Kantor BIOCERT, Waktu : tanggal 23: jam 22.00-24.00 WIB dengan agenda Refleksi JKTI. Dan tanggal 24 jam : 10.00 – 14.00 Wita. Agenda Pembicaraan : Persiapan Forum Anggota Nasional dan Review Sekretariat Nasional
Hasil Refleksi :
Kelemahan JKTI antara lain adalah issue yang dikampanyekan kurang tajam dan spesifik. Tahapan, proses dan visi perlu dipertajam. Kemampuan finacial lemah. Kerja sama dan komunikasi masih lemah. Basis data tidak memadai. Kekuatan JKTI antara lain adalah Solidaritas antar anggota relatif kuat. Kesamaan visi antar anggota. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan tersebut antara lain : Fasilitas Seknas perlu diupayakan, berupa Finance, staff, kantor dan infrastrukturnya. Penajaman issue dan merumuskan tahapan pencapaian goal issue. Memaksimalkan insrumen dan mekanisme komunikasi dan konsolidasi jaringan. Membangun hubungan dengan pihak lain.
Hasil Rapat :
1. Kegiatan yang akan dilaksanakan selama Forum Anggota Nasional :
a. Forum Anggota Nasional
Bentuk pelaksanaan ada dua pilihan; Konvensional (Bertemu secara fisik) dan Virtual (Chatting di internet). Penentuan pilhan akan dilaksanakan paling lambat tanggal 10 Nopember 2003, setelah mendapat masukan dari anggota dan juga tergantung perkembangan persiapan. Tempat pelaksanaan bila dilaksanakan secara konvensional di Balai Malaris, Kecamatan Loksado, Kalimantan Selatan. Peserta kegiatan : seluruh anggota JKTI.
b. Lokalatih Pengelolaan Konflik Sumber Daya Alam Berbasis Kearifan Tradisional
Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 2 hari. Peserta meliputi Pemerintah Daerah , Swasta, NGO, Perguruan Tinggi, Masyarakat Adat Kalimantan Selatan dan ditambah dengan beberapa peserta dari luar Kalimantan Selatan. Materi yang akan dibahas; Paradigma Konflik dengan narasumber; Budi Widjarjo (RACA Institute), Konsep SDA dengan narasumber; Pokja PA PSDA dan Team RUU Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan Tradisional, Kearifan Tradisional dengan narasumber Prof. Anil Gufta. Adapun output yang diharapkan : adanya konsep tentang Pengelolaan Konflik Sumber Daya Alam Berbasis Kearifan Tradisional dan dokumentasi pengalaman empirik komunitas dalam pengelolaan konflik berbasis kearifan tradisional.
c. Seminar Nasional
Kegiatan ini akan dilaksanakan satu hari dengan Thema “HaKI Tradisional, Sumber Daya Genetik dan Keadilan Global”. Peserta meliputi Pemerintah Daerah , Swasta, NGO, Perguruan Tinggi, Masyarakat Adat Kalimantan Selatan dan ditambah dengan beberapa peserta dari luar Kalimantan Selatan.
d. Internasional Informal Forum
Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 4 hari; 10 -14 Desember 2003. Pesertanya meliputi para pihak di dunia internasional yang perduli dengan issue kearifan tradisional. Thema yang diusung oleh kegiatan ini, “ Membangun solidaritas dunia untuk perdamaian dan keadilan”.
2. Host Management untuk kegiatan ini adalah Yayasan Cakrawala Hijau Indonesia.
3. Sumber Pendanaan kegiatan : VSO Spark akan dinegosiasi oleh Waspo, CRS Indonesia akan dinegosiasi oleh Rasdi, CIDA/Canada Fund akan dinegosiasi oleh Rudy Redhani, Borneo Project akan dinegosiasi oleh Supia Kusmina, Uni Europa akan dinegosiasi oleh Rasdi. Dan juga akan dicobakan untuk menggalang dana public atau individu yang perduli, beberapa yang tercatat; Noriko (Borneo Project), Daniel Miller (Mac Afthur Foundation), Wayan Dirgayusa (GEF), Ketut Djati (USAID).
4. Sekretariat Nasional JKTI sampai Desember 2003 atau sampai pelaksanaan Forum Anggota Nasional 2003 masih tetap di Bogor.
5. Infrastruktur Seknas akan dibahas pada FAN 2003 dan diharapkan akan terjadi sharing antar anggota untuk pengadaan infrastruktur tersebut.
Beberapa catatan akhir atau catatan pinggir dari Rapat Kerja Nasional ini antara lain adalah bahwa salah satu hal penting dari keberadaan jaringan ini adalah bagaimana kekuatan kemandirian jaringan yang dibangun berdasarkan solidaritas sesama anggota terus dikuatkan. Hal lain adalah pada pelaksanaan Forum Anggota Nasional 2003 nanti dibutuhkan semacam upaya untuk mengamandemen aturan adat jaringan dalam kerangka penguatan kerja-kerja jaringan ke depan.
12. Informal Meeting dengan Pak Med.
Dilaksanakan di Hotel Santika Semarang, tanggal 23 Desember 2003. Untuk negosiasi menjadi fasilitator pertemuan JKTI.
KEGIATAN PARTISIPASI:
1. Rapat DPA BIOCert
Dilaksanakan di Vila Merak, Cisarua,Bogor tanggal 15-16 Januari 2003.
2. Peserta Lokakarya Community Currency System”
Dilaksanakan oleh Field, Jakarta, 17 Januari 2003.
3. Rapat DPA BIOCert,
Dilaksanakan di PPLH Seloliman, 15-16 Februari 2003.
4. Narasumber seminar Sehari “Peluang dan Tantangan Pertanian Organik di Era
Globalisasi”
Dilaksanakan oleh BIOCert kerja sama dengan Jambata di Pusdiklat Palu, tanggal 25 Februari 2003
5. Focus Groups Discussion “ Inisiatif Penguatan Ekonomi Lokal”,
Dilaksanakan oleh YCHI di Banjarbaru, tanggal 17 Maret 2003.
6. Narasumber Semiloka Pertanian Organik
Dilaksanakan oleh Dian Tama bekerja sama dengan BIOCert di PPTAT Toho, Kalbar, tanggal 14 April 2003.
7. Rapat DPA BIOCert,
Dilaksanakan pada tanggal 21 April 2003 di Kantor BIOCERT Bogor.
8. Peserta Diskusi Informal
Dengan Pak Syukur (Kepala PSA Deptan) di kantor Deptan Jakarta, tanggal 22 April 2003.
9. Peserta Seminar “ Road to Cancun”
Di Hotel Sangrila Jakarta, tanggal 23 April 2003. Dilaksanakan oleh Departemen Luar Negeri Republik Indonesia.
10. Diskusi Informal dengan MAHORINAS “ Brawijaya Malang,
Dilaksanakan tanggal 25 April 2003. Peserta : Arif, Ina, Rasdi. Dalam kerangka Kampanye BIOCert.
11. Peserta Diskusi Bedah Buku “Pertanian Kota”
Dilaksanakan oleh Konphalindo di Gelora Bung karno Jakarta, tanggal 1 Juni 2003.
12. Rapat DPA BIOCert
Dilaksanakan di Bogor, tanggal 3 – 4 Juni 2003.
13. Mengikuti Forum Rakyat untuk Bumi
Dilaksanakan di Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta, tanggal 5 – Juni 2003.
14. Mengunjungi Lokakarya Kedaulatan Pangan
Dilaksanakan di Wisma Bina Marga Cipayung, tanggal 19 Juni 2003.
15. BIOCert Meeting
Dilaksanakan di kantor BIOCert, tanggal 23 Juni 2003.
16. Pertemuan DPA BIOCert
Dilaksanakan di Vila Merak Cisarua, tanggal 24-25 September 2003
17. Pertemuan DPA BIOCert
Dilaksanakan di Kantor BIOCert Bogor, tanggal 18 Nopember 2003.
18. Peserta Lokakarya Penutupan Proyek
Restrukturisasi Pengelolaan Sumber Daya Air oleh FAO-BAPPENAS di Hotel Park Lane Jakarta, tanggal 8 – 10 Desember 2003.
19. Peserta Simposium HaKI Nasional
Dilaksanakan di kantor RISTEK Jakarta, tanggal 18 Desember 2003.
20. Peserta Pertemuan Koalisi Rakyat untuk Hak Atas Air (KruHA)
Dilaksanakan di Hotel Santika Semarang, tanggal 22 – 23 Desember 2003.
PERIODE TAHUN 2004
KEGIATAN INISIATIF:
1. Informal Meeting
Di kantor CRS Jakarta, tanggal 11 Februari 2004.
2. Informal Meeting
Dengan Any dan David di Bandung, tanggal 14 Februari 2004
3. Diskusi di IGJ
Tentang rencana kerja sama untuk Semiloka Nasional Advokasi.
4. Kebijakan HaKI Tradisional
Di kantor IGJ, tanggal 16 Maret 2004.
5. Pertemuan Anggota Nasional
Dilaksanakan pada tanggal 24-27 Maret 2004 di Wisma Gizi-Bogor.
6. Pertemuan Aston
Dilaksanakan di Hotel Aston Jakarta tanggal 9 Desember 2004. Peserta; Iben, (Jambata), Ipul (Awan Dream), Catur (PPLH Bali), Suroso (PPLH Seloliman), Dedy (YPBB), Pak Rinto (Masyarakat Adat Haratai), Rudy (YCHI), Affan (Bima Lestari), Rasdi (Seknas).
Hasil Pertemuan:
Beberapa informasi perkembangan di Sekretariat Nasional, antara lain adalah kita telah bergabung di “Himpunan Indonesia untuk Pemberdayaan Pengetahuan Tradisional dan Foklor”. Koordinator Nasional menjadi salah satu anggota formatur dalam organisasi aliansi yang baru pada tahap pengagasan tersebut. Tujuan kita bergabung dalam aliansi tersebut terutama lebih didasarkan pada pertimbangan untuk dapat mempengaruhi kebijakan HaKI yang selama ini tidak berpihak pada masyarakat local. Aliansi tersebut terdiri dari berbagai pihak; Dirjen HaKI DepKehHam, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Kementrian Ristek, Peneliti, LSM dan Masyarakat. JKTI berencana untuk mengikuti Lokakarya Rencana Strategis Advokasi HaKI Tradisional (Biopiracy) di Thailand pada sekitar Januari 2005. JKTI terdaftar di WIPO (World Intellectual Property Rights Organization) sebagai observer pada Seventh Session Intergovermental Committee on The Intellectual Property and genetic Resources, Traditional Knowledge and Foklore yang dilaksanakan di Genewa tanggal 1 s/d 5 November 2004. Namun karena sempitnya waktu persiapan ke sana kita tidak sempat menghadirinya.
Forum Anggota Nasional akan dilaksanakan di Balai Malaris, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Propinsi Kalimantan Selatan. Malaris, 7 - 9 Februari 2005. Tuan rumah pelaksana YCHI dan Anggota JKTI Kalsel Serta Masyarakat Loksado.
Melihat kembali strategi wilayah (Sekretariat Wilayah) yang selama ini dipakai. Kelihatannya tidak begitu efektif. Hal ini akan menjadi salah satu agenda penting yang harus dibahas pada Forum Anggota Nasional.
Kepada Panitia Pelaksana Forum Anggota Nasional (Rudy-YCHI) agar segera membuat dan mengirimkan informasi budget transportasi peserta dari daerah asal ke lokasi. Hal ini untuk mengantisipasi jika kemungkinan terbaiknya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut kita akan swadaya tranportasi. Untuk Fund rising dapat dilakukan dengan penjualan produk gantungan pulpen kulit kayu. Jambata bersedia membantu dengan hanya memberikan harga pokok. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Hak Cipta dapat menjadi salah satu agenda yang dibahas pada Forum Anggota Nasional 2005. Rencana Galery HaKI di Bali akan coba dirintis kembali.
KEGIATAN PARTISIPASI:
1. Pertemuan DPA BIOCert
Di Wisma Universitas Nusa Bangsa, Bogor, 13 - 14 Januari 2004
2. DPA Meeting
Di kantor BIOCert Bogor, tanggal 16 Februari 2004.
3. Meeting dengan PSA DEPTAN
Tanggal 19 Maret 2004 terkait dengan BIOCert.
4. Meeting dengan Dolf Eshuis (Consultan CBI-Belanda)
Di Park Lane Hotel, tanggal 22 Maret 2004.
5. Seminar Sehari “Pertanian Organis”
Dilaksanakan tanggal 23 Maret 2004 di Auditorium Balitbang Gizi-Balitro-Bogor.
6. Fasilitasi Studi Banding Piton (Jambata) dan Via (Dian Tama) ke Denpasar dan
Jawa Timur
Terkait pengembangan kelembagaan dan program anggota. Tanggal 29 Maret – 1 April 2004.
7. Talkshow di Radio Pertanian Ciawi-Bogor
Tanggal 11 Mei 2005 terkait program BIOCert.
PERIODE TAHUN 2005
KEGIATAN INISIATIF :
1. Pertemuan PPLH Seloliman
1-5 February 2005.
Peserta :
Arif, Udur, Lorens, Rasdi,Arief Bogang, Lorens, Hasbi, Tono, Arief Dalbo.
Agenda Diskusi :
Skenario JKTI 2005-2008. Perlu dikaji ulang tentang struktur organisasi , badan hokum JKTI yang diusulkan adalah perhimpunan atau perkumpulan. Adanya badan hokum akan mempermudah akses kerjasama antara JKTI. Saya setuju berbadan hokum pada perjalanannya akan dapat dilihat bagaimana tantangannya, peluang-peluangnya, untung ruginya. Keputusan tentang Badan hukum akan ditentukan oleh FAN. Alasan Badan hukum : Aspek Fundrissing, Meningkatkan kepercayaan pihak luar dalam proses kerjasama, Perlindungan hukum, memperjelas identitas, Kemandirian organisasi. Catatan penting : Bagaimana menemukan pola kerja sehingga JKTI tidak akan menjadi sebuah organisasi eksklusif. Hal yang perlu dicermati bagaimana membangun hubungan JKTI dengan lembaga anggota. Strategi jangka panjang ; Tahap awal setting keanggotaan adalah individu, walaupun kedepan akan keanggotaannya adalah lembaga. Resiko ; anggota akan berkurang karena tidak siap secara individu, proses ini dianggap sebagai screening untuk mendapatkan anggota militan.
Hal penting : Komunikasi antara individu dengan lembaga. Akan diset up badan hukum perkumpulan dengan keanggotaan individu dan lembaga. Alasan Utama upaya untuk membadan hukumkan JKTI : Fund rising, Perlindungan hokum, Posisi politis , efektivitas gerakan,Kemandirian organisasi dalam pengambilan keputusan. Acuannya model sawit watch, Mempersiapkan mekanisme yang dapat mengantisipasi hubungan yang kontarproduktif antara jaringan dan lembaga asal anggota. Membuat tulisan argumentasi. Deadline 2 minggu 17 Februari 2005.
Proposal EED : Lorens: Seed Bank, dalam kerangka pertanian tradisional berkelanjutan. Seed Bank untuk Pangan dan Obat-obatan dalam Pertanian Tradisional Berkelanjutan. Jawa Timur, Jabar, Kalbar dan Kalsel. Host Management: PPLH Seloliman. Mandat : Arif Dalbo akan membuat proposal detail. Untuk mendukung pembuatan proposal akan dibantu : Novi-Jawa Timur, Waspo-Jabar, Rudy-Kalsel, Lorens-Kalbar. Site Pilot Project; Jatim-TN Bromo-Tengger-Semeru, Jabar-TN Halimun, Kalbar-Betung Kerihun, Kalsel-HL Meratus. Deadline : 16 Maret 2005. Perkembangan proposal akan dishare ke email. Design Program Resolusi Konflik-TN Tanjung Puting, Lorens akan negosiasi dan diinformasikan perkembangannya.
Dana Kesejahteraan Aktivis JKTI. Untuk ini kita tunda pembahasannya, sampai akan dibahas pada FAN Malaris.
2. Testimoni Komunitas Lokal
Di Taman Ismail Marzuki Jakarta Hari Sabtu tanggal 15 April 2005. Peserta: Pak Horacio (Masyarakat Kupang) dan Pak Atta (Masyarakat Desa Pisak Kecamatan Sanggau Ledo, KAbupaten Bengkayang, Kalbar).
3. Diskusi Terbatas
Untuk 50 tahun Konferensi Asia Afrika di Sekretariat Nasional dilaksanakan tanggal 16-18 April 2005 di Ruang Pertemuan Elsppat.
4. Notulensi Pertemuan Bogor, 20 April 2005.
Peserta : Udur, Via dan Rasdi. Agenda : Forum Anggota Nasional, WIPO Meeting, Proposal Bersama.
Diskusi : Forum Anggota Nasional
Kondisinya sangat tidak memungkinkan untuk merealisasikan pelaksanaan. Padatnya program lembaga. Diputuskan untuk ditunda untuk waktu yang tidak ditentukan. Mei Masyarakat ada Aruh adat. Mungkin Juni dan Juli. Di Kalsel agak sulit karena berbagai kesibukan. Bagaimana kalau di Kalbar. Sharing dana secara personal: Anto, Arif, Udur. Novi belum pasti masih akan dikonsultasikan. Sharing dana dari perdagangan kayu manis. MBI akan buat show room dan gudang di Surabaya, dan akan menyiapkan satu ruangan untuk outlet gallery HaKI JKTI. Kain kulit kayu dicari di PPLH Seloliman. Untuk lokasi FAN di Kalbar didiskusikan bersama kawan-kawan. Diantama siap untuk menyediakan satu tiket untuk keluar Kalbar. Untuk support Seknas, akan diusahakan. Satu kali melaksanakan pameran.
WIPO Meeting. Pertemuan menjadi penting untuk dihadiri. Siapkan dokumen; akan dishare di email dan sebisa mungkin ada pertemuan khusus. Seknas.
Proposal Bersama. Kawan-kawan akan memasukkan ke Arif paling lambat 15 Mei 2005.
5. Diskusi Kelompok Fokus
Tentang Sesi Kedelapan WIPO di Genewa dilaksanakan tanggal 30 Mei 2005 di Gedung Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang.
6. Diskusi
Tentang Sesi Kedelapan WIPO di Genewa di kantor PRCFI Pontianak-Kalbar.
7. Diskusi Kelompok Fokus
Tentang Sesi Kedelapan WIPO di Genewa dilaksanakan tanggal 2 Juni 2005 di Sekretariat Nasional.
KEGIATAN PARTISIPASI:
1. Pertemuan Jaringan Informasi Nasional Pengetahuan Tradisional
Pembahasan Draft Penyataan untuk 50 tahun Konferensi Asia Afrika di Gedung BPPT II Jakarta, tanggal 12 Januari 2005.
2. Diskusi Sehari
Dilaksanakan di LPM Universitas Padjajaran Bandung, tanggal 19 Maret 2005.
3. Pertemuan Dirjen HaKI. Tanggal, 08 April 2005
Jurnal Hukum International, Pemeriksa untuk obat tradisional: Ibu Hajjah Dede.
4. Berpartisasi dalam Persiapan dan Pelaksanaan Aksi KruHa (Koalisi Rakyat untuk Hak atas Air)
di Jakarta tanggal 26 Mei 2005. Rute aksi dari Mesjid Istiqlal menuju kantor Mahkamah Konstitusi.
5. Panelis pada pembukaan Sesi Kedelapan Pertemuan Komite Antar Pemerintah
WIPO dan sekaligus pemantau pada pertemuan tersebut tanggal 6 – 8 Juni 2005 di kantor pusat WIPO Genewa.
Dalam hal ini diwakili oleh Yanuar Nugroho.
ALIANSI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN
1. KOP WTO (Koalisi Ornop Penentang WTO)
JKTI bergabung di aliansi KOP WTO semenjak tahun 2001. Inisiatif untuk bergabung dalam koalisi ini adalah didasarakan pada upaya untuk membangun aliansi terkait dengan advokasi kesepakatan TRIPs WTO yang membutuhkan mitra-mitra nasional maupun internasional yang bergerak dan terkait isu tersebut. Sampai saat ini, perkembangan KOP WTO tidak begitu mengembirakan.
2. BIOCert (Board of Indonesian Organic Certification)
JKTI bergabung dan ikut mendirikan Perhimpunan BIOCert sejak bulan April tahun 2002. Inisiatif untuk bergabung didasarkan pada pertimbangan bahwa JKTI mengusung isu Pertanian Tradisional Berkelanjutan yang juga merupakan point penting dalam gerakan BIOCert.
3. KruHA (Koalisi rakyat untuk Hak atas Air)
JKTI bergabung dan ikut mendirikan KruHA pada tahun 2002. Inisiatif ini lebih didasarkan pada pertimbangan bahwa sumber daya air merupakan hal penting dalam keberlanjutan kehidupan komunitas local dan berbagai model pengelolaan sumber daya air di komunitas masih banyak tersebar di berbagai kampong di Indonesia dan saat ini mengalami ancaman dari berkembangnya upaya untuk privatisasi air.
PEMBELAJARAN PENTING (KESIMPULAN)
Selama trail panjang sejak Februari 1999 sampai Juli 2005 ini, Beberapa pembelajaran penting yang ditemui, diantaranya yang terekam adalah :
Pertama; Proses komunikasi dan informasi jaringan tidak berjalan maksimal sehingga sekretariat nasional tidak dapat memaksimalkan jaringan sebagai sebuah gerakan untuk perjuangan kearifan tradisional komunitas lokal.
Kedua; Bahwa keterbatasan ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman Koordinator Nasional untuk keluar serta mengatasi situasi tersebut merupakan hal yang sangat berperan besar atas ketidak berhasilan dalam mewujudkan eksistensi jaringan ini.
Ketiga; secara politis posisi JKTI di level nasional telah mendapat tempat terutama dalam konteks advokasi kebijakan terkait HaKI Tradisional. Hal ini diindikasikan dengan selalu diundang JKTI dalam berbagai pertemuan yang dilaksanakan oleh Kementrian Riset dan Teknologi dan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam hal ini Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual.
Keempat; Dalam konteks internasional JKTI telah terdaftar di WIPO sebagai peninjau dan telah diundang untuk menyampaikan kertas kerjanya pada Sesi Kedelapan Pertemuan Komite Antar Pemerintah WIPO dan sekaligus pemantau pada pertemuan tersebut tanggal 6 – 8 Juni 2005 di kantor pusat WIPO Genewa.
Catatan Penting Ke Depan (REKOMENDASI)
Beberapa catatan penting ke depan bagi kita, antara lain adalah :
1. Merumuskan kembali visi dan misi jaringan ke arah yang lebih jelas untuk perumusan program kerja jaringan baik secara nasional maupun sampai ke anggota.
2. Membangun mekanisme kerja jaringan ke arah yang lebih baik.
3. Mengaktifkan media-media komunikasi dan informasi jaringan yang telah ada, misalnya miling list, forum pertemuan rutin bulanan di wilayah.
4. Badan hukum Jaringan sangat dibutuhkan untuk memberikan ruang yang lebih besar bagi Jaringan untuk mengakses sumber daya pendanaan ke lembaga dana. Serta yang tak kalah pentingnya adalah untuk memberikan landasan hukum yang kuat ketika JKTI akan memberikan perlindungan hukum dan politik kepada anggota jaringannya. Mungkin bentuk perkumpulan atau perhimpunan yang lebih cocok.
5. Menggalang Pendanaan Swadaya, misalnya dengan membangun mekanisme pengembangan dana jaringan.
Akhirnya, masih banyak hal yang harus kita benahi bersama dalam jaringan ini. Dibutuhkan kerja keras dan juga upaya untuk mengempos semangat kebersamaan kita untuk mewujudkan visi dan misi jaringan ini.
Comments
Post a Comment