Skip to main content

HKI Tradisional diperdagangkan, Komunitas Adat dan Lokal Terpinggirkan

 Sekapur Sirih buat Pembaca

Sebagai sebuah hidangan pembuka yang akan mencoba membangkitkan  “sense of interest” untuk membaca lembar demi lembar dari buku ini, menjadi sebuah hal yang penting untuk disampaikan mengapa buku ini ditulis.

Menjawab pertanyaan tersebut, hal pertama yang hendak dikemukakan adalah bahwa saat ini kita tengah berada dalam suatu dunia dimana “dehumanisasi” telah mencapai suatu titik yang  mengkhawatirkan.  Kemajuan peradaban umat manusia dengan semakin berkembang ilmu pengetahuan dan teknologi telah semakin mengarahkan bandul kehidupan ke arah kehancuran umat manusia itu sendiri. 

Kedua, telah terjadi “persekongkolan jahat” antar orang-orang yang memiliki modal finansial yang sungguh-sungguh sangat besar untuk menguasai dan menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan.  Persekongkolan jahat tersebut sangatlah rasional tetapi sangat jauh dari nilai-nilai humanisme.  Jika saya punya banyak uang kenapa harus perduli dengan yang tidak punya.  Tanpa pernah bertanya, apakah proses mendapatkan banyak uang itu dengan cara-cara yang benar dan tanpa mencoba memikirkan kenapa orang-orang itu tidak punya uang.  Mungkinkah, kita penyebab dari semua itu.

Ketiga, buku ini ditulis dengan maksud untuk mengajak kita semua untuk memikirkan kembali tentang tata hubungan sosial, terutama dalam dimensi kebijakan global (TRIPs WTO) yang menjadi satu pijakan dalam interaksi sosial, hukum, ekonomi dan politik antar umat manusia yang dampaknya jauh menerobos sampai ke kampung – kampung nun jauh di sana.

Keempat, buku ini adalah kumpulan pemikiran, gagasan dan gugatan serta aktivitas  dari berbagai orang dari berbagai tempat di Indonesia yang mencoba memikirkan kembali tentang dampak globalisasi yang mendapatkan legitimasi formalnya  melalui kesepakatan TRIPs WTO.

 

Bogor, 14 Desember 2003

 

Rasdi Wangsa

Koordinator Nasional JKTI

Note : Yang minat dengan edisi lengkap dari buku ini, silahkan email ke rasdiwangsa@gmail.com

Comments

Popular posts from this blog

Melacak Produk Organik Lokal di Kota Tarakan Kalimantan Utara

Mendukung Ekowista Komunitas di Indonesia

  Catatan Pertemuan JKTI Minggu, 06 Oktober 2024 18.30  - 20.00 WIB   Zoom : ·        https://us04web.zoom.us/j/72471666257?pwd=wzBZrKMjFXbaLE7waBA94d6Q37nkEs.1 ·        https://meet.google.com/vgi-qxbe-jfq   Peserta : 1.       Anton Waspo – Bogor 2.       Eddi Mangopo – Samarinda 3.       Rudi Redhani – Banjarbaru 4.       Ikhsan Mentong – Merauke 5.       Rasdi Wangsa – Samarinda   Point-Point Pertemuan :   Ø   JKTI akan mengembangkan Program Penguatan Kampung Ekowisata di berbagai lokasi di Indonesia Ø   Salah satu Strategi Program yang akan dilakukan adalah membentuk ‘Vocal Point’/ Penghubung di Kota Provinsi/Kabupaten Ø   Untuk sementara disepakati : Vocal Point untuk Kalimantan Timur : Edi Mangopo, Kalimantan Selatan : ...

FORUM ANGGOTA NASIONAL JKTI, BALIKPAPAN-KALTIM, 9 FEBRUARI 2025

Prosiding Forum Anggota Nasional Jaringan Kearifan Tradisional Indonesia (JKTI) Balikpapan, Minggu, 9 Februari 2025     Artwork CoWokring Space Jl. Jenderal Sudirman No.43 RT.07,  Klandasan Ilir, Kec. Balikpapan Kota,  Kota Balikpapan,  Kalimantan Timur  76113 NARASI SINGKAT Minggu, 9 Feb 2025, bertempat di ruang meeting ArtWork Co Working Space Jl. Jenderal Sudirman No.43 RT.07, Klandasan Ilir, Kec. Balikpapan Kota, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.  Pukul 09.00 WITA peserta offline sudah mulai berdatangan dimulai dengan Sarmiah dari Perkumpulan Padi. Menyusul kawan Rudi Redhany, Faisal Kairupan, Aida, Eka, dan Bu Rita dari ASITA Balikpapan serta Edi Mangopo dari Samarinda.  Pada sekitar pukul 10.00 WITA kegiatan FAN 2025 dimulai dengan dipandu oleh Faisal Kairupan sebagai pimpinan sidang sekaligus moderator forum ini.  Prosesnya dilakukan secara hybrid ; Offline dan Online. Dimulai dari Laporan Perkembangan JKTI (Rasdi Wangsa) dan selanjut...